tren properti

Mesin Properti Mulai Mendidih

Beberapa pengembang properti mulai merasakan manfaat dari paket stimulus dan insentif sektor properti yang diguyurkan pemerintah pada awal tahun ini. Sayangnya, pengembang perumahan kelas kecil masih gigit jari.

Pemerintah termasuk serius mendorong konsumsi dengan mengguyur stimulus dan insentif sektor properti. Stimulus untuk sektor properti diawali pada 18 Februari 2021 saat Bank Indonesia (BI) memangkas BI 7-Days Repo Rate menjadi 3,5%.

BI juga menetapkan uang muka 0% untuk kredit properti. Tak sampai sebulan, pemerintah mengeluarkan kebijakan insentif pajak pertambahan nilai (PPN) ditanggung pemerintah untuk rumah tapak dan rumah susun (apartemen) siap huni seharga kurang dari Rp2 miliar.

Pemerintah juga memberi diskon PPN 50% untuk rumah tapak dan apartemen harga Rp2 miliar—Rp5 miliar.

Ciputra Group adalah salah satu pengembang properti kelas kakap yang senang akan kehadiran stimulus dan insentif dari pemerintah.

Marketing Director Ciputra Residence Yance Onggo menga takan stimulus uang muka atau down payment (DP) 0% dan PPN 0% terbukti mendongkrak minat pembelian rumah siap huni atau ready stock pada Maret 2021 dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Dia membeberkan penjualan perumahan di Citra Maja Raya melesat 608%, sementara di Citra Raya Tangerang juga meningkat 400%.

“Ini membuktikan insentif yang diberikan pemerintah memberikan dampak positif. Bukan hanya pada rumah ready stock, melainkan juga yang bukan ready stock. Paling tidak awareness [kesadaran] masyarakat terhadap properti sudah meningkat lagi di 2021,” katanya kepada Bisnis, belum lama ini.

Setelah ada insentif tersebut, Yance melanjutkan banjir permintaan properti bukan hanya dari rumah tapak melainkan juga ruko dan apartemen yang sempat tertekan karena pandemi Covid-19.

Namun, dia mengatakan peningkatan permintaan apartemen dan ruko tidak semasif rumah tapak pada proyek township Ciputra Group.

“Setelah adanya insentif pemerintah itu, penjualan ruko juga ter-boosting. Bahkan apartemen juga bertumbuh walau mungkin pertumbuhan penjualan tidak sekencang rumah atau ruko, tapi paling tidak ada pergerakan,” tuturnya.

PT Intiland Development Tbk., juga merasakan hal yang sama. Direktur PT Intiland Development Tbk. Archied Noto Pradono mengatakan stimulus dan insentif yang diberikan pemerintah berdampak positif pada meningkatnya penjualan baik rumah tapak maupun properti high rise.

“Traffic penjualan naik, lalu penjualan yang sedang diproses jadi bisa closing cepat karena insentif ini. Dengan begitu, calon konsumen baru, mempercepat kebutuhan rumahnya,” tuturnya.

Namun, Archied berharap pemerintah memperpanjang masa pemberlakuan insentif PPN lebih dari 6 bulan. Adapun, insentif PPN ini hanya berlaku dari Maret-Agustus 2021.

Dengan waktu pemberlakuan insentif yang singkat, dia mengatakan memang membantu dalam menjual properti ready stock.

Namun, penjualan rumah inden sulit mendapatkan insentif PPN karena berlaku hanya 6 bulan.

Dia meyakini pencapaian penjualan properti bisa lebih baik dari pencapaian tahun lalu karena banyak stimulus yang diberikan pemerintah untuk sektor properti.

“Kami berharap bisa diperpanjang lebih lama dari 6 bulan dan nantinya juga berlaku untuk rumah inden,” kata Archied.

MINAT APARTEMEN

Division Head of Marketing & Promotion Nava Park Wanto Ngali juga mengatakan apartemen Marigold Botanic Living di Serpong Tangerang Selatan seharga Rp1,5 miliar sampai dengan Rp4,5 miliar sangat diminati pembeli.

Hal itu didorong salah satunya insentif PPN ditanggung pemerintah dan stimulus DP 0%. “Per 31 Maret, dari 200 unit dua tower 5 dan 6 yang masih tersedia sebanyak 98 unit, kurang lebih karena bergerak terus stock-nya,” ujarnya kepada Bisnis.

Apartemen Marigold Botanic Living memiliki enam tower, dengan masing-masing tower 100 unit. Dia menyatakan tower 1, 2, 3, dan 4 sudah terjual dan dihuni. Untuk tower 5 dan tower 6 kini siap huni.

Menurutnya, insentif PPN dan stimulus DP 0% sangat membantu penjualan unit di Marigold Botanic Living karena tren kenaikan penjualannya bisa mencapai dua kali lipat.

“Ini insentifnya sangat membantu penjualan, terbukti penjualan unit di Marigold Botanic Living saat adanya insentif ini mencapai dua kali lipat,” katanya.

Dia menuturkan Nava Park kemungkinan membuka unit di tower 7 apabila antusiasme pembeli cukup tinggi untuk Marigold Botanic Living tower5 dan tower 6. Saat ini, pembangunan tower 7 dikebut dengan progres sebesar 90%.

Kelebihan Marigold Botanic Living memiliki pemandangan Botanic Park seluas 10 hektare dan terdapat sekitar 1.200 pohon dengan berbagai jenis.

Fasilitas yang tersedia seperti romantic spring lake, lake side plaza, central plaza, camping ground, panoramic viewing deck, golfer park, kitefl ying park, BBQ pit, jogging track & cycling track, outdoor fitness, dan birdland.

Fasilitas taman tersebut didesain oleh arsitek internasional dari Singapura, Ramboll, dengan tiga tema zona yakni aktivitas, komunitas, dan inspirasi.

“Tentu fasilitas taman ini membuat kelebihan tersendiri bagi penghuni Nava Park,” ucap Wanto. Sementara itu, Manager Non-Subsidized Mortgage and Consumer Lending Division Bank BTN Romeo Daniel Makenru van Enst berpendapat stimulus dan insentif dari pemerintah berdampak pada perbaikan properti khususnya untuk kalangan perbankan.

Dia mencatat realisasi kredit kepemilikan rumah (KPR) khususnya nonsubsidi meningkat pada Maret 2021. “Jadi DP 0% dan insentif PPN ini sangat positif bagi konsumen dan developer sehingga kami perbankan juga turun terdampak.

Banyak yang mengajukan apply ke BTN. Jadi stimulus dan insentif ini ada euforianya,” ujarnya. Adapun, target penyaluran KPR nonsubsidi hingga akhir tahun mencapai Rp11,2 triliun. Pada Maret 2021, realisasi KPR nonsubsidi naik 40%.

Sumber: Harian Bisnis Indonesia

Share this post

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Need Help? Chat with us